1. Wawasan nasional , paham
kekuasaan dan teori geopolitik
2. Paham kekuasaan dan geopolitik
menurut bangsa Indonesia
https://yunaarifa.files.wordpress.com/2014/05/wawasan-nusantara.jpeg
Wawasan
Nasional
Cara pandang suatu bangsa yang telah menegara
tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi
& interelasi) serta pembangunannya didalam bernegara ditengah-tengah
lingkungannya baik nasional, regional, maupun global.
Suatu negara dan bangsa akan terikat apabila ada
pemahaman yang mendalam tentang perbedaan dalam negara atau bangsa itu sebagai
anugrah yang pada akhirnya akan memperkaya khasana budya negara atau bangsa
tersebut. Pengaruh itu timbul dari hubungan timbale balik antara filosofi
bangsa, ideology, aspirasi serta cita-cita dan kondisi social masyarakat,
budaya , tradisi, keadaan alam, wilayah serta pengalaman sejarahnya.
Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsep
berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini
dimaksud untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri
bangsa. Kata “wawasan” iyu sendiri berasal dari wawas(bahasa jawa) yang artinya
melihat atau memandang.
Dalam mewujudkan aspirasi dari perjuangan, satu
bangsa perlu memperhatikan tiga faktor utama:
1.
Bumi atau ruang dimana bangsa itu
hidup
2.
Jiwa, tekad dan semangan manusianya
atau kerayaktannya
3.
Lingkungan sekitar
Paham
kekuasaan
Paham kekuasaan yang kita kenal selama ini
memberikan suatu implus untuk menciptakan suatu formula pengaturan kenegaraan
yanjg sejatinya membutuhkan koreksi diberbagai isi
1.
Paham Machiavelli
Paham ini meik yang
mamndang harus adanya suatu kekuatan politik yang besar guna mempertahankan
kebudayaan suatu negara. Ada beberapa cara untuk memelihara stabilitas politik
yaitu:
·
Pengahalang segala cara untuk
mempertahankan dan merebut kekuasaan
·
Menjaga eksistensi kekuasaan rezim,
termasuk membenarkan politik Devide Et Impera
·
Pertahanan politik dengan adu
kekuatan siapa yang kuat dia yang bertahan dan sebaliknya siapa yang lemah dia
yang tersingkir
Pada intinya
Machiavelli lebih cenderung menghalakan kekuasaan yang otoriter , kalau raja
adalah Raja yang absolute atau Tiran atau Pemerintahan yang otoriter/dictator
terkenal adagium Machiavelli bahwa raja harus kuat sperti singa.
2.
Paham Kaisar Napoleon Bonaparte
Merupakan penganut
paham Machiavelli, dia menambahkan bahwasanya untuk mempertahankan suatu negara
diperlukan dukungan penuh dari kondisi social budaya berupa penciptaan ilmu
pengetahuan dan teknoligi sehingga mampu
melahirkan kondisi pertahanan dan keamanan yang solid. Nepoleon
mengaskan bahwa kekuatan politik harus didukung oleh kekuatan ekonomi (ingat
bahwa krisis moneter dan ujungnya menjadi krisis ekonomi)
3.
Jenderal Causewitz
Pandangan ini dalah
suatu dasar dari perang dunia I dimana perang dianggap sebagai suatu hal
dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan dan pencapaian tujuan nasional suatu
negara. Paham ini pula yang melegtimasi usaha ekspansi Rusia dalam memperluas
kekuasaanya. Clausewitz seorang tentara tidak heran bahwa dalilnya tidak lepas
dari perang adapun dalilnya bahwa perang adalah kelanjutan politik dengan cara
lain. Clausewitz menghalalkan untuk mencapai tujuan politik
4.
Paham Fuerbach dan Hegel
Melahirkan paham
libberalisme
5.
Paham Lenin
Melahirkan
komuniesme yang berpangkal dari kelompok/komunal yang mementingkan
kelompok/negara sebaliknya faham liberalism lahi dari individualism dimana
negara tidak boleh mencampuri urusan pribadi/warga
6.
Paham Lucien dan Sidney
Karena politik
dianggap kotor maka kedua tokou tersebut menghendaki agar berpolitik itu harus
santun/politik berbudaya
Teori
Geopolitik
1.
Riederich Ratzel
There is in this small
planet, sufficient space for only one great state. itulah semboyan dari
frederich Ratzel yang terkenal. teori menyatakan bahwa :
·
Pertumbuhan negara dapat dianalogikan
(disamakan) dengan pertumbuhan organisme (mahluk hidup) yang memerlukan ruang
hidup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup tetapi
dapat juga menyusut dan mati.
·
Negara identik dengan suatu ruang yang
ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang
makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang)
·
Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul yang dapat
bertahan hidup terus dan langgeng.
·
Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar
kebutuhan atau dukungan sumber daya alam. Apabila tidak terpenuhi maka bangsa
tsb akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya
(ekspansi). Apabila ruang hidup negara (wilayah)sudah tidak mencukupi, maka
dapat diperluas dengan mengubah batas negara baik secara damai maupun dengan
kekerasan/perang.
2.
James
Burnham
James Burnham adalah seorang pionir dalam pengembangan geopolitik antikomunisme sebuah aksioma geopolitik bahwa jika ada satu daya berhasil mengatur [Eurasia] Heartland dan hambatan luar, kekuatan itu pasti akan menguasai dunia.
James Burnham adalah seorang pionir dalam pengembangan geopolitik antikomunisme sebuah aksioma geopolitik bahwa jika ada satu daya berhasil mengatur [Eurasia] Heartland dan hambatan luar, kekuatan itu pasti akan menguasai dunia.
3.
Karl Haushofer (1896-1946)
pendapat ini berkembang di Jerman dinawah
kekuasaaan Adolf Hitler, berkembang pula di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu
yang berlandaskan mliterisme dan paham fasisme. pokok teori Haushofer yaitu:
·
Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya
tidak terlepas dari hukum alam, sehingga hal ini menjurus pada
ekspansionisme.
·
Kekuasaan imperium daratan yang kompak
akan dapat menandingi kekuasaan imperium Maritim dalam penguasaan laut.
·
Beberapa negara besar dunia akan menguasai
Eropa, Afrika, Asia Barat, Asia Timur Raya.
Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan
berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai:”Bangsa Indonesia
cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.” Wawasan nasional bangsa
Indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dan adu kekuatan, karena
hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme.
Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia
menyatakan bahwa: ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam menentukan
politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografi Indonesia
dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa
Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di tengah-tengah
perkembangan dunia.
2. Geopolitik Indonesia
Geopolitik Bangsa Indonesia didasarkan
atas nilai KeTuhanan dan kemanusiaan yang luhur sesuai pembukaan UUD’45. Yang
pada intinya :
•
Bangsa Indonesia cinta damai tapi lebih cinta kemerdekaan
•
Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan dan menolak ekspansionisme
Dalam
menjalin hubungan internasional Bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaan
(nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolah
chauvinisme. Bangsa Indonesia terbuka dalam menjalin hubungan kerjasama antar
bangsa yang saling menolong dan saling menguntungkan.
Paham Geopolitik
Bangsa Indonesia
GeopolitikI
: Persatuan dan Kesatuan : Bhinneka Tunggal Ika
Bangsa
Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kepada kemerdekaan dan
kedaulatan nusantara Paham
Indonesia tentang negara kepulauan ( berbeda dengan paham archipelago
barat : laut sebagai pemisah pulau ) laut sebagai penghubung pulau, wilayah
negara : satu kesatuan utuh tanah air
Sumber :